Rahim Pengganti

Bab 42 "Rencana Jahat"



Bab 42 "Rencana Jahat"

0Bab 42     

Rencana Jahat     

Berbeda dengan Caca dan Bian yang sedang bermesraan dengan sarapan bersama, sepasangan pasangan ini sedang bertengkar di dalam kamar.     

Untunglah kamar yang mereka gunakan kedap suara, hingga suara sang wanita tidak terdengar dari luar.     

"Oke!! Fine, mau kamu apa sekarang," bentak pria itu dengan emosi yang sudah di ubun ubin. Jika tidak mengingat wanita di depannya saat ini sedang hamil, sudah dapat di pastikan keduanya akan bergulat di atas tempat tidur.     

Sang wanita masih terdiam, di tempatnya menatap pria itu yang sedang marah. Lalu, wanita itu mendekatin sang pria dan mulai berbisik.     

"Aku mau, kamu buat Carissa celaka."     

Deg     

Deg     

Deg     

"Kamu apa apaan sih. Kenapa bisa berpikiran seperti itu," bentaknya lagi. Sang wanita kaget dengan reaksi pria itu.     

"Aku gak suka Mas Bian lebih memperhatikan dia," ucapnya dengan duduk di lantai. Melihat hal itu, membuat sang pria menarik napasnya panjang.     

"Tapi gak bikin dia celaka Della. Kamu yang bawa dia ke dalam kehidupan kalian, dan sekarang saat dia hamil dan masuk di hidup kalian. Kamu mau buat di celaka?" tanya Aidan. Pria itu tidak habis pikir dengan apa yang diucapkan oleh Della. Ya saat ini kedua nya sedang berada di tempat yang sama. Della menatap ke arah Aidan dengan tatapa kesal. "Aku juga hamil," ucapnya.     

"Tapi itu bukan anak Bian. Kamu harus ingat itu, kamu udah janji Sayang akan pergi dari hidupnya Bian setelah anak kita lahir," ucap Aidan.     

Hubungan apa yang dimiliki Aidan dan Della, hubungan terlarang yang keduanya lakukan. Della yang di vonis tidak bisa hamil, ternyata akhirnya dinyatakan hamil. Tapi anak yang ada di dalam kandungan nya bukan lah benih Bian. Melainkan anak Aidan, pria itu sepupu Bian mengkhianati semuanya.     

"Iya aku ingat. Tapi aku gak suka dia selalu bersama Mas Bian. Aku gak mau, rencana aku gagal."     

Aidan mendekati Della, pria itu memeluk wanitanya dengan mengusap punggung Della penuh kasih sayang.     

"Jadi kamu maunya gimana sekarang? Mau bikin Carissa celaka?" tanya Aidan.     

"Iya. Aku pengen wanita itu menderita, karena dirinya hanya ditakdirkan untuk menderita. Kamu harus bikin rencana untuk menghancurkan Caca. Aku gak mau dia hidup bahagia," ucap Della dengan penuh kebencian. Entah apa yang membuat Della melakukan hal itu, yang jelas Della hanya ingin Carissa menderita sampai ke tulang tulangnya.     

"Nanti aku yang urus," ucap Aidan. Mendengar ucapan tersebut, semakin membuat Della tersenyum bahagia. Wanita itu akan melakukan banyak hal untuk membuat Caca menderita. "Kamu akan tahu, bagaimana sakitnya aku Ca," bantin Della.     

***     

Setelah selesai sarapan, Bian berencana mengajak istrinya itu untuk pergi ke rumah Mama Ratih. Bukan tanpa sebab pria itu pergi ke sana bersama istrinya. Semua karena Mama Ratih ingin bertemu dan memasakan makanan untuk Carissa.     

"Kamu beres beres, nanti jam 10.00 kita ke rumah Mama ya," ucapnya.     

"Kenapa gak bilang Mas. Aku kan bisa buatin Mama kue dulu sebelum pergi ke sana," jawab Caca.     

"Gak usah. Mama cuma pengen ketemu kamu, bukan kue kamu," ucapnya singkat. Mendengar ucapan itu, membuat Carissa kesal. Bukan hal itu yang dirinya maksud. "Gak enak Mas. Datang, ke rumah Mama gak bawa apa apa, kamu tuh gak ngerti," ucap Carissa kesal. Wanita hamil itu segera masuk ke dalam kamarnya, baru saja suami nya itu membuat mood Caca baik eh sudah kembali membuat mood ibu hamil itu hancur.     

***     

Sepanjang jalan Caca, ngomel karena suaminya yang tidak memberitahukan kepada nya bahwa hari ini akan pergi ke sang mertua.     

"Iya ... iya ... iya maaf, sekarang kita mau ke mana. Jangan ngambek gitu dong Sayang," ucap Bian. Pria itu akhir nya mengalah, berbicara dengan ibu hamil. Yang moodnya sering naik turun, itu tidak bagus.     

"Ke toko kue yang ada di dekat rumah Mama aja. Gak enak, tahu Mas gak bawa apa apa."     

"Tapi kan cuma ke rumah Mama doang loh. Jadi gak masalah kalau gak bawa makanan," ucap Bian.     

"Mama itu orang tua kita, jadi harus dihargai. Ini itu sebuah perhatian kecil dari anak anaknya. Mama memang tidak meminta, tapi Mama akan sangat bahagia jika anak atau menyatunya seperti ini," balas Caca. Ucapan yang dilontarkan oleh Carissa, mampu membuat Bian terdiam.     

Selama dirinya menikah dengan Della, tidak pernah sedikit pun istrinya itu bersikap seperti Carissa. Padahal Caca dan sang Mama baru bertemu, tapi Caca sudah bisa bersikap seperti itu.     

Lagi dan lagi, Bian dilema dengan keadaan yang. Keadaan diantara dirinya dan kedua istrinya yang berbeda jauh satu dengan lainnya.     

Mobil yang dikendarai oleh Bian sudah sampai di depan toko kue. Bian segera keluar dari dalam mobilnya. Saat Caca akan berjalan masuk dari arah berlawanan ada sebuah motor yang mencoba berjalan mendekati Caca dengan kecepatan tinggi.     

Bian yang melihat hal itu segera menarik istri nya, hal tersebut membuat Caca terkejut.     

"Mas!!!" teriak Caca. Wanita itu benar benar takut dengan keadaan saat ini.     

Bian segera memberikan usapan lembut kepada sang istri, supaya Caca bisa lebih tenang.     

"Udah gak apa apa."     

Caca menggangukkan kepalanya. Keduanya, pun segera masuk ke dalam toko. Bian tak lupa mengandeng tangan istri nya. Supaya hal yang tidak diinginkan tidak terjadi lagi.     

***     

"Bagaimana bisa terjadi?" tanya Mama Ratih panik. Wanita itu sangat terkejut dengan cerita keduanya.     

"Motornya terlalu ngebut Ma. Jadi hampir nabrak aku, tapi aku gak apa apa kok Ma," ucap Caca.     

"Kamu harus cari tahu orangnya Bian. Mama gak mau terjadi sesuatu yang buruk dengan menantu dan calon cucu Mama," ucap Mama Ratih.     

"Jangan Ma. Mungkin aja dia gak sengaja, yang penting aku gak apa apa. Kan ada Mas Bian, yang selalu ada di samping aku," ucap Caca.     

Bian hanya menatap istrinya itu dengan senyum yang mengembang, meskipun seperti itu. Pria itu tetap dengan pendiriannya, mencari tahu siapa orang yang mau mencelakai istrinya itu. Karena semuanya tidak mungkin karena tidak kesengajaan.     

Tapi Bian tidak akan bicara dengan istrinya itu, karena tahu apa yang akan diucapkan oleh sang istri jika mengetahuinya. Caca terlalu baik, dengan nyawanya sendiri pun wanitabitt masih bisa berpikir dengan positif.     

"Ya sudah, tadi Mama buat cupcake untuk kami. Itu kayaknya udah manteng, ayo sini ikut Mama ke dapur," ajak Mama Ratih. Mendengar cupcake membuat senyum dibibir Caca mengembang sangat lebar. "Cupcake, aku suka Ma. Semalam kayak terbayang bayang gitu, eh Mama udah buatin," ujar Caca.     

"Wah, cucu eyang pengen cupcake ya. Ini sengaja eyang buat banyak untuk dia," ucap Mama Ratih sembari mengusap perut Caca.     

Keduanya berjalan ke arah dapur bersamaan, Bian hanya bisa menatap keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan.     

"Kenapa Mama tidak bisa akur dengan Della. Apa yang sebenarnya terjadi," batin Bian.     

Di awal pernikahan mereka, Mama dan Della sangat dekat namun, hal itu hanya berlangsung 3 (tiga) bulan saja. Setelahnya mereka seperti saat ini, ada atau tidak satu dengan lainnya seolah tak saling melihat. Selama ini Bian hanya menanggapinya dengan biasa saja tapi ketika melihag sang Mama begiti dengan Caca menimbulkan banyak pertanyaan yang selalu muncul di benaknya.     

###     

Hallo. Selamat membaca, please komen reviewnya dong, supaya bisa nyala he he he. Terima kasih buat semuanya, love you guys. Sehat terus yaaa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.